Efek Blog

Rabu, 09 Maret 2016

Polda Metro Jaya Meminta Ahok Menghitung Dampak Penggusuran Kalijodo

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti menyatakan normalisasi kawasan lokalisasi hiburan malam Kalijodo, Jakarta Utara, adalah hal yang mudah. Namun, keberadaan masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut harus benar-benar diperhatikan.
"Kalijodo itu tidak ada masalah. Itu dihantam tidak masalah. Tidak ada preman lagi. Kecil itu," ujar Krishna di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (12/2).

Krishna mengaku telah mendengar bahwa Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berencana meratakan kawasan tersebut untuk dijadikan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Ia berjanji akan memberi masukan kepada Ahok jika benar akan mengeksekusi kawasan tersebut.
Namun, ia meminta Ahok mempertimbangkan dampak yang akan timbul setelahnya eksekusi tersebut dilakukan. Pasalnya, beragam masyarakat dari lain suku dan kepentingan tinggal di kawasan Kalijodo.

"Semua itu harus dipertimbangkan, ada implikasi apa, ada manusia yang tinggal di atas tanah itu, ada manusia yang tinggal sementara karena mencari pekerjaan, ada yang tinggal menahun. Nah itu implikasi sosial itu yang kemudian harus dipertimbangkan. Kalau yang gusurnya mah tidak ada masalah," ujar Krishna.
Pernyataan Krishna terlontar lantaran dirinya mengaku pernah menjadi orang nomor satu selama tiga setengah tahun di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, tempat Kalijodo berada. Krishna mengklaim, saat dirinya menjadi Kepala Kepolisian Sektor Penjaringan, ia dan mantan Gubernur DKI Sutiyoso berhasil meratakan kawasan tersebut. 
Krishna menuturkan, sebanyak dua ribu preman yang mengamankan wilayah tersebut berhasil diberantas. Menurut Krishna, Kalijodo merupakan sebuah arena perjudian dan tempat memuaskan birahi bagi kalangan kelas bawah. Kala itu, Krishna melihat di Kalijodo terdapat banyak berjejer kafe ilegal yang menyediakan minuman keras. Dari minuman keras tersebut, Krishna menduga timbulah masalah-masalah sosial yang berdampak buruk bagi pihak lain.

"Meski perjudian habis, bahwa kemudian masih ada sisa-sisa pemukiman di sana. Harus dipedomani ada pemukiman penduduk di atas tanah negara, ada dibangun bangunan kafe-kafe yang ilegal, di sana ada mucikari mungkin, ada orang yang datang minum-minum kelas bawah dan kemudian menimbulkan implikasi indikasi sosial," ujarnya.


Koordinasi Gusur Kalijodo

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mohammad Iqbal mengaku saat ini Kepolisian akan melakukan koodinasi dengan berbagai instansi terkait dengan
rencana penggusuran lokalisasi Kalijodo.

"Saat ini sedang persiapan koordinasi dulu. Senin (15/2), kita akan rapatkan koordinasi dengan semua pihak," ujar Iqbal.
Iqbal menjelaskan, dalam proses penggusuran tersebut Polda Metro Jaya berperan sebagai pemimpin. Namun, dalam penindakannya, Polda Metro Jaya akan dibantu oleh Komando Daerah Mliter Jakarta Raya.

"Nanti setelah itu ada tahap-tahapnya. Prinsipnya Polda dan Kodam selalu mem-backup program pemerintah. Karena program pemerintah tentunya untuk pembangunan," ujarnya.

Namun, Iqbal mengatakan, sebelum melakukan eksekusi, sosialisasi akan dilakukan di kawasan tersebut. Tindakan tegas pun akan dilakukan jika ada pihak-pihak yang melakukan tindak pidana.

"Kita kan punya teknis, teknis tadi ada tahapan-tahapan. Tentunya sosialisasi tentu tidak usah dibuka di sini. Pada prinsipnya negara tidak boleh kalah oleh siapapun apalagi oleh orang-orang yang seharusnya tidak di situ," ujar Krishna.
Nama Kalijodo kembali mencuat setelah di dekat kawasan tersebut terjadi kecelakaan yang melibatkan satu mobil tipe SUV dan sebuah motor yang dikendarai oleh sepasang suami istri. Empat orang termasuk sepasang suami istri menjadi korban tewas akibat kecelakaan tersebut. Pengendara mobil SUV, Riky Agung Prasetyo mengatakan sebelum kejadian kecelakaan tersebut dia bersama delapan orang rekannya yang berada di dalam mobil baru saja berkunjung ke kawasan hiburan Kalijodo. (pit)


Referensi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar